Mataram, RNETnews.com – Sebuah peristiwa ledakan yang diduga bom ikan terjadi di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Ledakan di sekitar tebing So Toro Honcu ini merenggut nyawa seorang nelayan dan melukai tiga orang lainnya,pada Selasa (8/10) sekitar pukul 14.00 WITA.

Korban meninggal dunia teridentifikasi sebagai Adi Haryanto (37), warga Desa Kalajena. Sementara itu, korban luka-luka adalah anak dan keponakan korban sendiri, yakni Ikram Maulana (14), Nazila (13), dan Ardiansyah (12). Ketiga anak tersebut mengalami luka-luka akibat terkena serpihan ledakan.

Berdasarkan keterangan saksi mata yang juga korban,dari data yang diperoleh media ini,korban Haryanto membawa 1 botol sirup marjan bahan peledak menggunakan ember warna hitam. Sesampainya di lokasi  di tebing So Toro Honcu Desa Pai Kec. Wera Kab. Bima korban mengambil botol sirup marjan yang berisi bom ikan kemudian membakar sumbu botol tersebut dan melempar ke arah laut.

Pada saat melempar ke arah laut jarak 1 meter dari tubuh korban bom ikan tersebut meledak dan mengenai sebahagian tubuh korban Adi Haryanto sehingga tubuh korban langsung jatuh dari tebing ke dalam laut,sementara Ikram Maulana,Nazila dan Ardiansyah yang duduk 5 meter dari jarak korban melempar bom ikan mengalami luka luka.

Tidak lama saksi bernama Igo (27) dan Fadlin (27) yang mengaku mendengar sura ledakan yang sedang berada di Dusun Nanga Nae,Desa Kalajena berjarak 1 kilometer dari lokasi ledakan datang,kemudian mengevakuasi korban membawanya menggunakan sepeda motor ke Puskesmas Pai dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat, AKBP Mohammad Kholid S.I.K, saat dikonfirmasi media ini membenarkan kejadian tersebut.

"benar mas kasusnya telah ditangani polsek setempat"ujarnya.

Kholid juga mengatakan jika korban telah dilakukan upaya medis di Puskesmas terdekat.

"korban yang mengalami luka-luka kemudian dilarikan ke Puskesmas Pai untuk mendapatkan perawatan medis,dan korban meninggal langsung diserahkan ke pihak keluarga karena ornag tua korban menolak untuk dilakukan otopsi" tandasnya. (red.)