Mataram, RNETnews. com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan, khususnya di daerah pedesaan. Fokus utama saat ini adalah mendorong literasi keuangan syariah.

"Berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan didapatkan, indeks literasi keuangan secara nasional 65,43 persen. Sementara indeks inklusi sebesar 72,02 persen. Indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan menurut jenis Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Untuk keuangan konvensional mencapai 65,08 persen, inklusi keuangan konvensional mencapai 73,55 persen. Sedangkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah terbilang masih rendah. Inklusinya 12,88 persen dan literasinya 39,11 persen," ungkap Kepala OJK Provinsi NTB, Rudi Sulistyo.

Rudi melanjutkan, "Dari hasil nasional pedesaan yang perlu kita fokuskan, untuk yang umurnya masih muda. Serta kelompok masyarakat yang tingkat literasi dan inklusi keuangan nya masih rendah."

Milenial dan Lansia Jadi Sasaran Utama

Mengingat data tersebut, OJK NTB telah mengidentifikasi dua segmen masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus, yaitu generasi muda atau milenial dan lansia yang tinggal di daerah pedesaan.

"Segmen masyarakat yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat berdasarkan SNLIK 2024, yaitu masyarakat yang tinggal di kawasan pelosok pedesaan dengan rata rata umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun. Tamatan SD sederajat ke bawah. Tidak/belum bekerja, pelajar/mahasiswa, petani/peternak/pekebun/nelayan, dan pekerja selain pegawai/profesional/pengusaha/wiraswasta/pensiunan/purnawirawan," jelas Rudi.

Upaya Meningkatkan Inklusi Keuangan Syariah

Untuk itu, OJK NTB bersama dengan industri jasa keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) akan lebih memfokuskan edukasi dan sosialisasi keuangan kepada masyarakat di pedesaan dan kelompok masyarakat yang tingkat literasi dan inklusi keuangannya masih rendah”.

Rudi menegaskan, "untuk itulah OJK NTB bersama IJK dan TPAKD akan lebih memfokuskan edukasi dan sosialisasi keuangan kepada masyarakat di pedesaan dan kelompok masyarakat yang tingkat literasi dan inklusi keuangannya masih rendah”. (Red.)