RSUD Provinsi NTB. |
RNETnews.com,Mataram - Sebuah operasi pemisahan bayi kembar siam yang sangat langka dan sulit akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUP NTB) pada esok hari Sabtu, 5 Agustus 2023.
Operasi ini akan menjadi operasi pertama di RSUP NTB dan operasi kedua di Indonesia untuk memisahkan bayi kembar siam yang memiliki 4 kaki dan 4 tangan,bernama Muhamad Karunia, usia 9 bulan, asal Desa Suwangi, Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Bayi kembar siam ini terhubung di bagian perut, serta memiliki kromosom laki-laki.
Ketua Tim Medis Kembar Siam RSUP NTB, dr. Sunanto, Sp.BA. mengatakan bayi kembar siam ini juga memiliki kondisi kesehatan yang stabil dan siap untuk menjalani operasi.
“Kondisi pada hari ini pasiennya Insya Allah sudah siap untuk menjalani operasi. Sudah tidak demam, tidak ada batuk, napasnya juga sudah bagus, tidak ada diare juga, semua sudah siap untuk operasi,” ujar Ketua Tim Medis Kembar Siam RSUP NTB, dr. Sunanto, Sp.BA. Pada RNETnews Jumat, (05/08/23)
Operasi pemisahan bayi kembar siam ini melibatkan tim ahli dari RSUP NTB dan Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya. Tim ahli terdiri dari spesialis bedah anak, spesialis bedah plastik, dan pakar bedah toraks. Tim medis telah melakukan gladi bersih pada pagi ini, untuk memastikan semua persiapan sudah siap dan steril.
“Untuk persiapan operasi kali ini hampir 95%, dari tim tenaga kesehatan, peralatan, dan kamar oprasi semua sudah siap. Kemudian kita Insya Allah mulai besok pagi kita sudah bisa melakukan tindakan operasinya,” kata dr. Sunanto.
Operasi ini akan berlangsung mulai pukul 06.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA) hingga pukul 17.00 WITA. Operasi akan menempati Instalasi Bedah Central Gedung Diagnosis Center RSUP NTB. Seluruh biaya operasi ini dibebankan kepada BPJS Kesehatan dan pemerintah daerah Lombok Timur dan Provinsi NTB untuk tanggungan pra dan pasca operasi Muhammad Karunia.
Operasi pemisahan kembar siam kaki empat ini diharapkan dapat memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi bayi kembar siam dan keluarganya. Operasi ini juga menjadi bukti kemajuan medis di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Barat. (red.)
0Komentar
Berkomentar dengan mencantumkan link promosi otomatis kami hapus.