Puluhan mahasiswa Lombok Timur yang tergabung Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lombok Timur penyelamat organisasi bentrok dengan anggota Polisi Pamong Praja (Pol.PP) dan Polres Lotim,Rabu (13|6).
Selain bentrok mahasiswa dan aparat keamanan juga saling pukul, akan tapi untung tidak berlangsung lama,karena masing-masing pimpinan dari massa aksi dan perwira Polres Lotim meminta untuk mundur dan mengurangi ketegangan.
Bentrok terjadi tidak terlepas dari massa aksi yang sudah masuk ke dalam halaman kantor KPU Lotim untuk menyampaikan aspirasinya.Sedangkan didalam kantor KPU Lotim sendiri sedang berlangsung kegiatan kirap pemilu tahun 2024.
Maka pada saat massa aksi diminta untuk mundur dan keluar dari halaman kantor KPU Lotim tidak mengindahkan himbuan aparat keamanan. Maka aksi saling dorongpun terjadi antara massa aksi dengan aparat keamanan.
Maka inilah yang mengundang terjadinya keributan,sehingga bentrok tidak dapat dihindari,apalagi saat bendera HMI diambil salah seorang anggota Pol.PP Lotim sehingga inilah yang menyebabkan terjadinya kemarahan massa aksi.
" Kembalikan bendera perjuangan kami jangan ada yang menyentuh apalagi menginjak-injak bendera organisasi maka kami akan lawan dan buat perhitungan dengan kami," teriak massa aksi sambil menunjuk anggota Pol.PP yang mengambil bendera HMI.
Massa aksi juga membawa keranda mayat dan melakukan pembakaran ban dan keranda mayat di depan kantor KPU Lotim.Karena dianggap KPU dan Bawaslu Lotim patut dipertanyakan kinerjanya untuk mensukseskan Pileg dan Pilpres.
Sementara pada saat mahasiswa melakukan aksi justru KPU Lotim mengadakan kirap pemilu 2024 di halaman kantor KPU Lotim.
" Hari ini kami berikan rapor merah kepada Bawaslu dan KPU Lotim,karena banyak persoalan yang belum diselesaikan KPU dan Bawaslu Lotim," kata orator aksi, Muhlis dalam orasinya.
Massa aksi melihat KPU Lotim hasil pemuktahiran data banyak yang tidak memenuhi syarat akan tapi justru masuk dalam daftar pemilih. Bahkan hasil coklit ulang banyak data yang pemilih salah.
Sementara Bawaslu Lotim sendiri belum maksimal dalam melakukan pengawasan. " Atas masalah itu kami minta pertanggungjawaban KPU dan Bawaslu Lotim,bahkan menuntut komisioner KPU dan Bawaslu mengundurkan diri," tegasnya.
" Kalau apa yang menjadi tuntutan kami tidak direspon,maka kami akan melakukan aksi lebih besar lagi ke kantor KPU dan Bawaslu Lotim," pintanya.
Meskipun massa aksi meminta untuk bertemu dengan Ketua KPU dan Bawaslu Lotim guna menyampaikan aspirasi dan tuntutannya,akan tapi tidak ada yang menerimanya.
Setelah puas menyampaikan aspirasi massa aksi membubarkan diri dengan tertib,
0Komentar
Berkomentar dengan mencantumkan link promosi otomatis kami hapus.