Apalagi pelakunya tidak lain adalah oknum pimpinan Ponpes yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi santrinya.
Bupati Lotim saat diminta tanggapannya melalui pesan watshapp pribadinya tidak memberikan jawaban, begitu juga halnya Kepala Kemenag Lotim yang dikonfirmasi melalui Hand Phone (HP) maupun pesan Whatsaap belum memberikan komentar apapun, akan tapi hanya bilang siap.
Ditempat terpisah Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur Judan Putrabaya selama ini dari penggiat anak menggantungkan harapan kepada pondok pesantren untuk lebih banyak bicara terkait maraknya kasus kekerasan seksual yang belakangan terjadi.
Karena masyarakat luas lebih banyak mendengar para pimpinan ponpes bait itu Tuan guru dan para kiyai yang ada. Namun sangat disayangkan, orang yang menjadi pemimpin malah melakukan tindakan yang tidak terpuji.
"Namun apa yang terjadi akhir - akhir ini, yang membuat kita kebingungan, malah Oknum pimpinan ponpes yang kami harapkan itu yang menjadi pelakunya,"sesalnya.
Dengan kejadian yang marak terjadi ini, dirinya meminta kepada kementrian agama secara khusus Kemenag Lotim untuk mengevaluasi sistem pendidikan di pondok pesantren ini. Sehingga peristiwa yang sepertinya banyak terjadi.
"Ini perlu di evaluasi oleh jajaran yang membawahi pondok pesantren ini, jangan hanya diam saja,"pintanya
Menurut Judan sapaan akrabnya, hingga saat ini, dari banyaknya kasus yang terjadi di Lotim yang melibatkan oknum pimpinan ponpes yang melalukan kekerasan seksual terhadap santrinya, belum ada pernyataan satupun yang keluar dari mulut kemenag lotim serta jajarannya.
Malah, yang kami dengar Kemenag lotim mengaku belum menerima laporan.
"Dari sekian kasus ini, kok kemenag lotim berkomentar belum ada laporan, padahal korban sudah melapor ke polisi, seharusnya dia mengambil langkah - langkah dan memberikan pernyataan yang tegas terhadap kasus ini,"katanya.
Atas sikap bungkamnya kemenag atas kasus kekersan ini, dirinya sangat menyayangkan sikap dari kemenag ini yang sangat pasif terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di kalangan pondok pesantren ini.
"Dari sekian kasus yang terjadi ini, hingga saat ini, belum ada satupun pernyataan sikap yang dilakukan oleh kemenag lotim, dia hanya bilang belum ada laporan, padahal di lotim sudah ramai,"Ujarnya.(Wn/Sr).
0Komentar
Berkomentar dengan mencantumkan link promosi otomatis kami hapus.