Bupati Lombok Tengah yang juga Ketua PCNU Kabupaten Lombok Tengah H.L.Pathul Bahri bertindak sebagai Komandan Upacara. Sedangkan inspektur upacara KH. Mun'im DZ asal Jombang Jawa Timur. Hadir juga kader penggerak NU dari 18 Provinsi se Indonesia. Pimpinan Ponpes Qomarul Huda Bagi TGH.L.Turmuzi Badarudin, TGH.Maarif Makmun Diranse dan para ulama NU se NTB juga hadir dikegiatan itu.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan kegiatan istigotsah dan doa bersama agar negara ini diberikan keselamatan dari ancaman Covid 19 dan agar pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah khususnya dan NTB pada umumnya berjalan lancar dan semakin pesat, serta agar pelaksanaan event event dunia di Kabupaten Lombok Tengah seperti Moto GP, WSBK dan lainnya berjalan aman dan lancar sehingga masyarakat Lombok Tengah semakin makmur dan sejahtera.
Usai baca amal amalan dan doa, Komandan Upacara H L.Pathul Bahri kemudian menyampaikan laporan ke pada inspektur upacara tentang kesiapan peserta apel. "Lapor Silatda dan Apel Penggerak Kader NU siap dilaksanakan, laporan selesai" katanya dengan tegap.
Yang menarik saat apel, hujan deras turun namun tak satupun peserta apel yang berhamburan mencari tempat berteduh. Mereka tetap bertahan meskipun pakaian mulai basah. Beruntung hujan tidak berlangsung lama.
Lalu apa alasan Instruktur Pusat Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) memilih Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi Silatda dan Apel Penggerak Kader NU ?
Menurut DR. KH. Adnan Anwar Instruktur Pusat PKPNU mengatakan kegiatan Silatda dan Apel Penggerak Kader NU dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dengan alasan karena Lombok Tengah saat ini menjadi perhatian dunia dengan KEK nya dan Sirkuit Mandalika nya.
"Kita memilih lokasi kegiatan di Lombok Tengah karena Sirkuit kelas dunia ada di Loteng, banyak alasan strategis, secara geo politik Loteng jadi pusat perhatian dunia, Dengan harapan dengan jadi pusat perhatian maka kebangkitan NU dimulai dari tempat yang menjadi perhatian dunia terlebih lagi Bupati nya adalah tokoh NU" kata Staf Khusus Presiden Gusdur itu.
Dia menyakini Kabupaten Lombok Tengah akan menjadi kiblat perhatian dunia dan daerah ini trah ulama. Dalam konteks perubahan, NU harus menjadi fa'il (aktor) dengan berbaris, apel dan jadi kekuatan negara. Sebagai aktor kebangkitan, maka kader NU harus menjunjung tinggi harkat martabat NU.
Lombok Tengah selama ini dianggap sebagai kota budaya Islam maka predikat itu jangan sampai terkikis oleh perubahan kota seluruh Indonesia. Jangan sampai menghilangkan kultur faham ahli sunah Wal jamaah (aswaja), oleh peradaban global yang nanti akan masuk secara cepat.
Ada satu yang mengganjal di negara ini adalah komplik antar negara yang mengarah ke perang dunia ketiga, dan NU ingin respon itu dengan menjaga stabilitas keamanan sehingga tak dikotori oleh nafsu Angkara. "Kita tak ingin ada perlombaan senjata, akan bahayakan keutuhan negara. Saat ini kita sangat aman dan sudah jadi kiblat peradaban dunia, maka harus dijaga" jelasnya.
.
Dia menilai Kabupaten Lombok Tengah telah menjadi daerah king of player maka harus dijaga dengan berdoa istigosah melakukan pengamanan pagar secara spiritual sebab Lombok Tengah akan menjadi kekuatan kedua NU setelah Jawa Timur.
Sementara itu Ketua PCNU yang juga Bupati Lombok Tengah H.L.Pathul Bahri menegaskan, sebagai pelayan masyarakat dirinya menyampaikan aspresiasi setinggi tingginya khususnya kepada koordinator instruktur PKPNU pusat dan peserta apel dan Silatda dari 18 provinsi yang dihadiri juga oleh belasan kiyai.
Mudah mudahan kegiatan ini berdampak tegak lurus kepada organisasi yang ada di Nusantara terlebih lagi ke Tastura. Sebagai pelayan dirinya juga menapresiasi dan berterimakasih kepada panitia yang bekerja siang malam sehingga kegiatan ini berjalan dengan sukses.
"Selaku Ketua PCNU dan juga atas nama Bupati Lombok Tengah, saya menyampaikan terimakasih atas kepercayaan dari para kiyai PKPNU pusat yang telah memilih Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi kegiatan dan berharap dimasa yang akan datang akan ada kegiatan seperti ini tingkat nasional" ujarnya.
Pada kesempatan itu Ketua PCNU Kabupaten Lombok Tengah itu menerima cindera mata dari PKPNU pusat dan juga buku menerima buku perintis pesawat N 219 rancangan Prof. Dr. Atik Bintoro dari LAPAN bekerja sama dengan PT.Dirgantara Indonesia.
Prof Atik sendiri siap menerima dan mengajarkan para Santri Santri NU soal kedirgantaraan dan perakitan pesawat untuk menambah wawasan pengetahuan. "Kalau ada yang tertarik belajar silahkan, saya siap ajarkan, kami tanggung tempat dan biaya makan minum" ungkap Tenaga Ahli Utama dan Kepala Pusat Pengembangan Teknologi Pesawat LAPAN itu.
0Komentar
Berkomentar dengan mencantumkan link promosi otomatis kami hapus.